v
Pengertian strategi bisnis
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi
sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi
tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan
secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang
memiliki ruang
lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering
kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan
keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang
yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen
strategi, dll.
Sebuah
strategi bisnis biasanya adalah sebuah dokumen yang jelas mengartikulasikan
arah bisnis akan mengejar dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil strategi bisnis dari tujuan
dibentuk untuk mendukung misi lain dari bisnis. Sebuah strategi bisnis yang
khas dikembangkan dalam tiga langkah: analisis, integrasi dan implementasi.
Pada tahap analisis pengembangan strategi bisnis, salah satu dari beberapa
metode yang digunakan untuk menganalisis pasar perusahaan, sumber daya,
hambatan untuk kesuksesan dan keuntungan tertentu. Tujuan dari analisis
strategis adalah untuk mengidentifikasi apa bisnis ingin capai, kekuatan itu
dapat membawa menanggung pada mencapai tujuan dan kelemahan yang perlu
ditangani sebelum integrasi dan implementasi. Metodologi penilaian Strategis
dapat termasuk mengevaluasi lingkungan bisnis, game skenario berbagai
kompetitif, menentukan apa kekuatan pasar berada dipesaing kerja dan penilaian,
antara lain.
v
Tingkatan Strategi
Strategi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenjang atau
tingkatan yaitu :
·
Strategi Tingkat Bisnis Strategi tingkat
bisnis menekankan pada posisi kompetitif untuk produk atau segmen tertentu oleh
suatu divisi. Strategi tingkat bisnis mengidentifikasikan bisnis sebagai bagian
dari perusahaan, dengan demikian setiap divisi merupakan unit strategi bisnis
(SBU) yang merumuskan dan melaksanakan strategi sendiri dalam mencapai tujuan. Dalam
operasinya bisa saja setiap bisnis mengkombinasikan dalam satu SBU dengan
strategi tunggal, akan tetapi bila tidak mampu dapat berjalan terpisah
tergantung pada kebutuhan perusahaan.
·
Tingkat Fungsional Prinsip pokok
strategi tingkat fungsional adalah upaya memaksimalkan sumber-sumber
produktivitas dalam membantu hambatan pada strategi bisnis, strategi perusahaan
dan strategi internasional. Setiap fungsi dalam perusahaan membangun
strategi-strategi secara bersama-sama yang dikenal dengan nilai rantai,
beberapa fungsi seperti : produksi, pemasaran, pelayanan, dan lain-lain secara
bersama-sama memutuskan perhatian kepada pelanggan dengan menggunakan system
informasi manajemen dan sumber daya manusia secara akurat dan maksimal.
·
Tingkat Perusahaan Pada tingkat
perusahaan perumusan strategi terlebih dahulu manajemen puncak menganalisis
lingkungan eksternal yaitu : peluang dan ancaman serta lingkungan internal
yaitu : kekuatan dan kelemahan.
·
Strategi Tingkat Internasional Dalam era
globalisasi,maka perusahaan harus mengintegrasikan rumusan strategi diluar
lingkup nasional, yaitu : berusaha memperluas lingkup usaha keseluruh dunia.
Ada beberapa perbedaan dalam bersaing secara internasional disbanding dengan
persaingan secara nasional, yaitu :
1.
Adanya factor peluang disetiap Negara
2.
Adanya situasi yang berlainan dipasar luar
negeri
3.
Peran yang berbeda dari pemerintah Negara lain
4.
Perbedaan dalam tujuan, sumber daya dan
kemampuan untuk mengamati perubahan
perubahan pesaing
asing.
v
Faktor-faktor kunci dalam penyusunan strategi
bisnis
Menurut Arthur A.
Thompson and Strickland dalam bukunya yang bertajuk Strategic Management:
Concepts and Cases, terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan ketika
kita melakukan proses penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor itu adalah
sbb:
·
Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Semua
organisasi beroperasi dalam kelompok masyarakat yang lebih luas. Apa yang dapat
dan tidak dapat dilakukan dalam kebijakan strategi perusahaan selalu dibatasi
oleh regulasi, kebijakan dan peraturan pemerintah.
·
Kondisi Persaingan dan Daya Tarik Industri
Secara Keseluruhan
Kondisi persaingan dan dan daya tarik industri secara keseluruban merupakan
faktor penentu strategi yang besar. Strategi perusahaan harus disesuaikan
dengan sifat dan kombinasi faktor-faktor kompetisi – harga, kualitas produk,
fitur kinerja, layanan, garansi, dan lain-lain.
·
Peluang Pasar dan Ancaman Eksternal Perusahaan
Peluang
bisnis dan perkembangan eksternal memberikan merupakan pengaruh dalam proses
penyusunan strategi. Strategi perusahaan harus dengan sengaja diarahkan untuk
menangkap peluang pertumbuhan yang terbaik. Strategi juga harus memberikan
respon terhadap ancaman eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa
datang.
·
Kekuatan Sumber Daya Perusahaan, Kompetensi,
dan Kemampuan Kompetitif
Salah satu pertimbangan internal penentu strategi yang terpenting adalah apakah
perusahaan memiliki sumber daya, kompetensi dan kemampuan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi dengan optimal. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan
perusahaan untuk memperbesar penguasaan pasar, mendukung daya kompetitif
perusahaan dalam arena pasar, dan menjadi dasar strategi perusahaan.
·
Ambisi Pribadi, Filsafat Perusahaan, dan
Kepercayaan Etis Manajer
Pilihan
strategi biasanya juga dipengaruhi oleh ambisi dan visi pendiri/pemilik
perusahaan. Setiap business owner memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai
bagaimana cara bersaing, bagaimana memposisikan perusahaan, serta image apa
yang ingin dibentuk.
·
Pengaruh Shared Values dan Company Culture
dalam Strategi
Kultur
perusahaan juga memiliki kemungkinan yang besar dalam menentukan tindakan
strategis perusahaan, terkadang bahkan mendominasi pilihan langkah strategis.
Nilai, budaya kerja dan keyakinan tertentu dapat terpatri dalam pemikiran dan
tindakan top manajemen. Hal ini pada giliran berikutnya akan ikut mempengaruhi
pilihan strategi yang akan dirumuskan.
v
Tahap-tahap dalam menyusun strategi bisnis
Untuk mencapai
strategi yang sukses maka dibutuhkan proses perumusan strategi dan
pelaksanaannya yang berisi lima tahapan kunci yang saling berhubungan, yaitu
:
1.
Membentuk visi strategis mengenai ke mana
organisasi akan bergerak
2.
Menetapkan tujuan — mengubah pandangan
strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai perusahaan.
3.
Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
4.
Melaksanakan dan mengeksekusi strategi yang
dipilih secara efisien dan efektif.
5.
Mengevaluasi efektivitas strategi dan
dampaknya terjadap kinerja bisnis
v
Hubungan antara strategi bisnis dengan
strategi e-business
Dalam membuat strategi aplikasi tidak boleh hanya memfokuskan
pada analisa terhadap teknologi, hal tersebut sesuai dengan pendapat Earl (ward
dan peppard,2002,p40). Pemfokusan pada teknologi atau aspek bisnis saja tidak
cukup dalam kesuksesan pembentukan strategi. Ealr menyatakan bahwa jalur yang
paling efektif untuk mencapai keuntungan strategis dari SI/TI adalah dengan
memfokuskan pada pemikiran tentang bisnis yang nantinya akan dihubungkan dengan
SI/TI. Dimulai dengan menganalisa masalah-masalah bisnis yang ada sekaligus
dengan perubahan lingkungannya dan menyadari bahwa SI/TI adalah hanya salah
satu bentuk solusi yang ditawarkan.
Hal
ini dikemukakan karena sebagian besar dari strategi SI/TI yang ada saat ini
lebih banyak mengidentifikasikan persoalan teknologi dan terminologi teknikal
saja, tetapi sedikit mengidentifikasikan kebutuhan organisasi akan aplikasi dan
aspek bisnis. Earl menyarankan agar startegi SI perusahaan lebih fokus dalam
mengindentifikasikan kebutuhan perusahaan terhadap sistem informasi
(application set) dan strategi TI yang fokus dalam mengidentifikasi kebutuhan
perusahaan terhadap teknologi informasi dan infrastukturnya.
2. Pengembangan bisnis / Solusi IT
v
Mengembangkan sistem bisnis
Ketika
pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk pengembangan
solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini disebut
pengembangan sistem informasi (information
system development) atau pengembangan aplikasi (application development). Bagian ini menunjukkan bagaimana
pendekatan sistem dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan sistem e-business yang dapat memenuhi kebutuhan
bisnis perusahaan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap
perusahaan (stakeholder).
v
MENGIMPLEMENTASIKAN SISTEM BISNIS
·
Implementasi
Setelah
sistem informasi yang baru dirancang, sistem tersebut harus diimplementasikan
sebagai sistem kerja, dan dipelihara agar dapat berjalan dengan baik.
Implementasi adalah langkah yang vital dalam pengembangan teknologi informasi
untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya.
·
Mengimplementasikan Sistem Baru (new
system implementation) melibatkan
pemrolehan hardware dan software, pengembangan software, pengujian program dan
prosedur, konversi sumber data, dan berbagai alternatif konversi. Implementasi
dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu. Akan tetapi, hal
ini vital dalam memastikan kesuksesan sistem yang baru dikembangkan, karena
meskipun sistem tersebut didesain dengan baik, sistem tersebut akan gagal jika
tidak diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu, proses implementasi
biasanya memerlukan usaha manajemen proyek
(project management) dari para
manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung rencana proyek yang mencakup
tanggung jawab kerja, jadwal tahap-tahap utama dari pengembangan, dan anggaran
keuangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan tepat
waktu dan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan, sambil tetap memenuhi tujuan
desain.
·
Mengevaluasi Hardware, Software, dan
Layanan
Karakteristik minimum
untuk kinerja dan fisik semua hardware dan software ditentukan dengan membuat
daftarnya dalam dokumen yang disebut permintaan proposal (request for proposal-RFP) atau
permintaan daftar harga (request for
quotation-RFQ). Kemudian mereka
mengirim RFP atau RFQ ke pemasok yang sesuai, yang menggunakannya sebagai dasar
untuk menyiapkan usulan persetujuan pembelian. Perusahaan dapat menggunakan
sistem evaluasi dengan menggunakan skor jika
ada beberapa proposal yang bersaing untuk akuisisi hardware dan software.
Mereka menetapkan nilai maksimum untuk setiap faktor evaluasi (evaluation
factor). Layanan informasi software dan hardware indepeden (seperti Datapro
dan Auerbach) dapat digunakan untuk memperoleh informasi spesifikasi yang rinci
dan evaluasi. Perusahaan besar sering mengevaluasi hardware dan software yang
diusulkan dengan meminta pemrosesan program pengujian benchmark khusus dan data pengujian. Benchmarking mensimulasi pemrosesan pekerjaan khusus di beberapa
komputer dan mengevaluasi kinerjanya. Kemudian pemakai dapat mengevaluasi hasil
pengujian untuk menentukan alat hardware atau paket software mana yang
menampilkan karakteristik kinerja terbaik.
-
Faktor-faktor Evaluasi Hardware. Banyak hal lagi yang harus dievluasi
mengenai hardware daripada menentukan alat komputasi yang tercepat dan
termurah. Misalnya, pertanyaan mengenai keusangan harus diajukan dengan membuat
evaluasi teknologi. Faktor ergonomi juga sangat penting. Konektivitas adalah
faktor evaluasi yang juga penting, karena banyak teknologi jaringan dan
alternatif bandwith yang tersedia
untuk menghubungkan sistem komputer ke jaringan Internet, intranet, dan
ekstranet.
-
Faktor-faktor Evaluasi Software. Mengevaluasi software menurut banyak
faktor yang mirip dengan yang digunakan untuk evaluasi hardware. Faktor-faktor
kinerja, biaya, keandalan, ketersediaan, kompatibilitas, modularitas,
teknologi, ergonomi, dan pendukung harus digunakan untuk mengevaluasi akuisisi
sofware yang diusulkan. Misalnya, beberapa paket software yang sangat lambat,
sulit digunakan, dipenuhi dengan kecacatan (bug),
atau didokumentasikan dengan buruk. Paket tersebut bukan pilihan yang baik,
meskipun ditawarkan dengan harga yang menarik.
-
Evaluasi Layana SI. Kebanyakan pemasok produk hardware dan
software dan banyak perusahaan lainnya menawarkan berbagai layanan SI (IS services) ke
pemakai akhir dan organisasi. Jenis-jenis lain dari layanan SI yang dibutuhkan
oleh bisnis dapat melakukan outsourcing ke
perusahaan luar dengan harga yang dinegosiasikan. Misalnya, integrator sistem mengambil alih seluruh
tanggung jawab atas fasilitas komputer perusahaan ketika organisasi melakukan outsourcing untuk operasional
komputernya. Mereka juga dapat memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan
mengimplementaikan proyek pengembangan sistem yang besar yang melibatkan banyak
pemasok dan subkontraktor.
·
Aktivitas Implementasi Lainnya
Pengujian,
konversi data, dokumentasi, dan pelatihan adalah kunci utama agar implementasi
sistem bisnis yang baru dapat berhasil.
-
Pengujian. Pengujian sistem (system
testing) dapat melibatkan pengujian dan debugging
software, pengujian kinerja situs Web, dan pengujian hardware baru. Bagian
penting dari pengujian adalah peninjauan tampilan, laporan dan output lainnya
dari prototipe.
-
Konversi Data. Salah satu aktivitas implementasi yang
paling penting yang dibutuhkan ketika menginstal software baru dalam kasus ini
disebut konversi data (data conversion). Proses konversi data
yang baik merupakan hal yang penting karena data yang diformat atau disusun
dengan tidak tepat sering dilaporkan sebagai salah satu penyebab utama dari
kegagalan dalam implementasi sistem baru.
-
Dokumentasi. Pengembangan dokumentasi
(documentstion) pemakai merupakan
bagian yang penting dalam proses implementasi. Dokumentasi merupakan metode
komunikasi antara orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengembangkan,
mengimplementasikan, dan memelihara sistem berbasis komputer. Dokumentasi
sangat penting dalam mendiagnosis kesalahan dan membuat perubahan, khususnya
jika pemakai akhir atau analisis sistem yang mengembangkan suatu sistem tidak
lagi bekerja di organisasi tersebut.
-
Pelatihan (training)
merupakan aktivitas
implementasi yang vital. Pelatihan dapat melibatkan hanya aktivitas entri data,
atau dapat juga melibatkan semua aspek dari penggunaan sistem yang baru
tersebut. Selain itu, manajer dan pemakai akhir harus dididik mengenai dampak
teknologi yang baru terhadap manajemen dan operasional bisnis perusahaan.
Pengetahuan ini harus ditambahkan dengan program pelatihan untuk setiap
peralatan hardware yang baru, paket software, dan penggunaannya untuk aktivitas
kerja tertentu.
-
Metode Konversi. Operasi awal dari sistem bisnis yang
baru, dapat menjadi tugas yang sulit. Hal ini biasanya memerlukan proses konversi (conversion) dari penggunaan sistem yang ada saat ini ke operasi
aplikasi yang baru atau yang lebih baik. Metode konversi dapat mempermudah pengenalan
teknologi informasi yang baru ke dalam organisasi. Empat bentuk utama dari
konversi sistem:
§
Konversi
paralel
§
Konversi
bertahap (phased)
§
Konversi
percontohan (pilot)
§
Konversi
langsung
-
Pemeliharaan SI (system
maintenance) adalah
pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem bisnis operasional untuk
menghasilkan perbaikan yang lebih diinginkan atau perlu. Misalnya, implementasi
sistem yang baru biasanya menghasilkan fenomena yang disebut kurva belajar (learning curve). Aktivitas
pemeliharaan mencakup proses tinjauan
pasca implementasi (postimplementation
review) untuk memastikan bahwa sistem yang baru diimplementasikan memenuhi
tujuan bisnis yang ditetapkan. Pemeliharaan juga mencakup modifikasi terhadap
sistem yang telah dibentuk karena perubahan dalam organisasi bisnis atau
lingkungan bisnis.
·
Mengelola Perubahan Organisasional
Implementasi
strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh perubahan utama
dalam dimensi organisasi kunsi seperti proses bisnis, struktur organisasi,
peran manajerial, penugasan kerja karyawan, dan hubungan di antara pemilik
kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem informasi bisnis yang baru.
-
Keterlibatan dan Resistensi Pemakai
Akhir. Bagaimana pun
kita melakukan sesuatu, pasti ada resistensi dari orang-orang yang
mengalaminya. Misalnya, implementasi teknologi pendukung kerja yang baru dapat
membuat para karyawan ketakutan dan resisten terhadap perubahan tersebut.
·
Manajemen Perubahan
Orang
adalah fokus utama dari manajemen
perubahan (change management) organisasi.
Ini mencakup aktivitas seperti pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur,
memotivasi, dan memberi penghargaan atas kinerja. Manajemen perubahan juga
melibatkan analisis dan definisi semua perubahan yang dihadapi oleh organisasi,
dan mengembangkan program untuk mengurangi resiko dan biaya, serta
memaksimalkan manfaat perubahan. Beberapa taktik utama yang direkomendasikan
oleh para ahli perubahan adalah seagai berikut:
§
Libatkan
orang sebanyak mungkin dalam perencanaan bisnis/TI dan pengembangan aplikasi.
§
Buat
perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkan dari budaya.
§
Beritahukan
ke setiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu sesering mungkin,
sebaiknya secara pribadi.
§
Bekerjalah
di dalam budaya perusahaan, bukan di sekitarnya.
No comments:
Post a Comment